Prinsip Mencapai Kesuksesan (Principle of Success)

 Oleh: Miss Ursulla Mcland
        Indentitas sebenarnya adalah relatif indentitas. Relatif identitas, jika seseorang tidak senang dengan diri sendiri, sangat sulit untuk mengasihi orang lain. Identitas mutlak, hubungan yang tidak berubah dengan lingkungan nilai mutlak kita berasal dari keluarga.
            Kita bisa mengambil hubungan keluarga kepada masyarakat ketika anda memberikan cinta kepada masyarakat, anda akan mempengaruhi masyaraka identitas absolut berasal dari hubungan keluarga. Orang-orang di masyarakat, masyarakat dan dunia adalah keluarga saya. Tidak ada yang bisa ada sendiri dan sehingga kita harus membuat orang lain bahagia.
             Motto dari Dr dan Mrs. Sun Myung Moon adalah "Hidup demi orang lain". Seperti sapi yang hidup untuk yang lain. Dari susunya bisa di minum, dagingnya bisa dimakan, kotorannya bisa digunakan untuk bahan bakar, membajak sawah hingga mati pun kulitnya bisa digunakan untuk membuat tas.
              Hubungan antara pria dan wanita. Suami menyayangi istrinya, hidup demi istrinya, mengerti istrinya. Begitu pun juga istrinya mendampingin suami saat susah dan senang, hidup demi suami. 
              Jalan menuju perdamaian dan kemakmuran harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas baru lah akan menuju perdamaian nasional dan dunia. Dengan pikiran dan tubuh akan bisa memberantas korupsi, konflik, polusi. 

Kesuksesan bukanlah kunci dari kebahagiaan. Sebaliknya kebahagiaan adalah kunci dari kesuksesan. Bila kau menyukai apa yang kau lakukan dan merasa bahagia melakukannya, maka kau pasti sukses.

~ Bob Dylan ~

Anda akan temukan bahwa ketika Anda nanti melihat ke belakang, ke hidup Anda di masa lalu, bahwa saat-saat paling bermakna dalam hidup Anda adalah ketika Anda melakukan sesuatu atas nama cinta, atas dasar keinginan untuk memahami dan memberi yang terbaik untuk orang lain.
~ Henry Drummond ~

Dan jangan pernah lupa, bahwa betapapun beratnya hidup ini terasa, ada satu orang yang bisa membuat perbedaan di dunia ini. Bahkan segala macam perubahan baik yang terjadi di dunia ini bisa terjadi karena satu orang tersebut.

Maka, jadilah orang yang istimewa ini.

~ R ichard Buckminster Fuller ~


 

Ini adalah kisah inspirasional misi seorang anak kecil untuk membantu mereka yang kurang beruntung dari dirinya. Ryan hanya enam tahun ketika ia mengetahui bahwa tidak semua orang di dunia memiliki akses ke air bersih. Putus asa untuk membantu, ia bekerja siang dan malam untuk menghemat uang cukup untuk sumur yang akan digali di Uganda yang dilanda kekeringan. Ambisinya segera tumbuh dan sifat altruistik nya diseret sekolahnya dan pada akhirnya kebanyakan dari Kanada dengan dia. Sebuah menggembirakan dan sangat menyentuh cerita yang mengingatkan kita semua bahwa kita dapat mengubah dunia jika kita benar-benar percaya.Sebuah garis anak membentang sejauh mata memandang. Sebagai drive mobil dengan, mereka mulai bertepuk tangan dan melambaikan tangan, berteriak-teriak untuk melihat lebih dekat penghuni. Orang mereka begitu ingin lihat adalah bukan bintang berkedudukan tinggi atau mengunjungi Hollywood. Ini anak kecil. Setelah bertahun-tahun kerja keras, Ryan Hreljac akhirnya mengunjungi baik di Uganda. Ryan di kelas pertama ketika guru sekolah didorong kelas menaikkan uang nya untuk amal selama dipinjamkan. "Dia menjelaskan bahwa orang mati karena mereka tidak memiliki air bersih dan tidak hanya membuat saya merasa buruk di dalam," ujarnya. Gurunya mengatakan akan biaya $ 70 untuk membangun sebuah sumur. "Jadi saya pulang ke rumah dan memohon dan memohon ibu dan ayahku untuk dolar tujuh puluh." Awalnya orang tuanya tidak menganggap serius permintaannya, tapi Ryan menolak untuk menyerah. Akhirnya, mereka sepakat untuk menyumbangkan uang dalam pertukaran untuk pekerjaan tambahan. Empat bulan kemudian, Ryan telah mengumpulkan $ 70. Sayangnya, ketika keluarganya dihubungi amal, mereka mengetahui bahwa hal itu tidak biaya $ 70 untuk membangun sebuah sumur; biaya $ 2.000. Namun, Ryan menolak untuk menyerah: "Aku bilang aku akan melakukan pekerjaan lebih banyak." Sebuah koran lokal mendengar tentang pencarian dan sumbangan mulai banjir masuk Dia mulai memberikan pidato di sekolah setempat untuk mempublikasikan penyebab nya. Sepuluh bulan kemudian ia akhirnya mengumpulkan cukup uang. Sumur dibangun di sekolah dasar di Uganda utara. teman sekelas Nya mulai menulis surat kepada anak-anak di sekolah, dan baru pena Ryan teman, Jimmy, terus dia dalam berhubungan dengan berita tentang well.Ryan nya segera mengatur dirinya sendiri tujuan baru: untuk membeli sebuah rig pengeboran dan membangun sumur lebih agar lebih orang bisa memiliki akses ke air bersih. Dia membutuhkan $ 25.000. Namun, kali ini seluruh sekolah-nya terlibat. tetangga Nya menyumbangkan udara mereka-mil sehingga ia bisa bepergian ke Uganda sehingga melihat perbedaan dengan baik telah dibuat: "Aku seperti wa-hoo! Aku akan ke Afrika "Namun!, Tak ada yang bisa mempersiapkan dirinya untuk menyambut ia akan menerima. Orang datang dari desa tetangga untuk berterima kasih padanya, lagu ini ditulis untuk memperingati kesempatan itu, dan perayaan diletakkan di. Terbaik dari semua, Ryan akhirnya harus bertemu pena-teman, Jimmy. Ryan juga berarti lebih dari sekedar air bersih bagi penduduk desa. Anak-anak, yang sebelumnya selama dua jam mengambil air saat makan siang, sekarang memiliki lebih banyak waktu untuk sekolah. Konsentrasi mereka telah membaik dan dia telah menginspirasi mereka untuk percaya diri. Sebagai kepala sekolah menjelaskan: "Anak ini telah melakukan banyak mujizat yang bahkan pemerintah tidak bisa lakukan." Permintaan yang lebih baik juga telah ditempatkan pada sumber daya sekolah. Pendaftaran telah hampir dua kali lipat dan tidak ada ruang kelas yang cukup untuk semua siswa baru. Sekarang Ryan adalah tabungan untuk membangun ruang kelas baru. Anak-anak di Kanada telah terinspirasi oleh upaya Ryan dan telah memulai kampanye mereka sendiri. "Pesan saya adalah bahwa jika kita semua membantu benar-benar keras dan pitch dalam sedikit, kita bisa mendapatkan air bersih untuk seluruh Afrika."

Ryan Hreljac, anak laki-laki duabelas tahun itu tinggal bersama keluarganya di perbatasan kota Kemptville, selatan Ottawa, ibu kota Kanada. Jarak Kemptville dan Ottawa dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih setengah jam.

Meski masih sangat muda, Ryan kecil punya mimpi yang sangat besar. Ia ingin melihat semua orang Afrika bisa minum air bersih! Sejak kelas satu SD, Ryan bekerja keras agar mimpinya dapat menjadi kenyataan. Karena kerja kerasnya itu, Ryan terpilih untuk menerima hadiah istimewa, menerima Komuni Kudus langsung dari tangan almarhum Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II dalam Misa Peringatan 25 tahun masa kepausan beliau, 16 Oktober 2003. berikut wawancara Kak Dewi dengan Ryan dan Susan, ibu Ryan.


D : Hai, Ryan! Bagaimana perasaanmu ketika terpilih untuk menerima Komuni Kudus dari Bapa Suci Yohanes Paulus II dalam Yubileum Perak Kepausan beliau?


R : Wah! Saya merasa mendapat kehormatan yang luar biasa! Sampai sekarang, saya kadang-kadang masih merasa tidak percaya bahwa saya terpilih!


D : Bagaimana ceritanya sampai kamu bisa terpilih?


R : Romo Alvaro Correa memintakan izin dari Vatikan agar saya boleh menerima Komuni tersebut. Romo Alvaro adalah pastor yang berasal dari Meksiko dan bekerja di Roma. Beliau mengajar di seminari-seminari. Bulan Februari yang lalu, beliau membaca sebuah tulisan tentang kegiatan saya dalam majalah Italia bernama "Familiar Christiana" dan sejak itu kami berteman.


D : Apa saja kegiatanmu selama di Roma?


R : Saya bersama Papa dan Mama melewatkan beberapa hari yang sangat menyenangkan bersama Romo Alvaro. Saya juga berbicara di beberapa sekolah dan gereja di utara Italia sebelum ke Roma. Perjalanan kami kali ini diatur oleh sekelompok anak muda dari kota Cremona. Saya bertemu dengan banyak orang yang mengagumkan dan menyimpan banyak kenangan.


D : Bisa ceritakan, sejak kapan kamu mempunyai mimpi yang begitu hebat?


R : Waktu itu, tahun 1997, umur saya masih 6 tahun dan duduk di kelas satu SD. Suatu hari, bu guru Prest bercerita tentang orang-orang di Afrika yang sangat miskin dan menderita. Saya sangat iba mendengar bahwa ada orang-orang yang tidak bisa minum air bersih. Mereka minum air kotor dari rawa dan sungai yang membuat mereka sakit dan mati. Kata bu guru, kalau saya punya uang 70 dolar, saya bisa menolong mereka. Jadi, sepulang sekolah, saya minta uang pada Papa dan Mama.


D : (Bertanya kepada Susan) Lalu, bagaimana reaksi Papa dan Mama?


S : Kami bangga dengan ketulusan hati Ryan, tapi bingung juga. Kami tidak bisa membayangkan bagaimana caranya seorang anak kelas satu SD dari Kanada mau menggali sebuah sumur untuk orang-orang di Afrika! Tapi saya dan Mark, suami saya, sangat percaya bahwa keinginan Ryan itu adalah panggilan Tuhan dan kami sepakat untuk mendukungnya. Kami beri dia semangat untuk melakukan pekerjaan tambahan di luar tugas rutinnya memberi makan anjing dan merapikan tempat tidur pada saat itu. Untuk semua pekerjaannya, dia akan mendapat upah.


D : Kemudian, apa yang kamu lakukan, Ryan?


R : Setiap malam saya berdoa, "Tolonglah, Tuhan, berkati Papa dan Mama serta abang dan adik saya. Dan, tolonglah agar semua orang di Afrika bisa minum air bersih." Saya percaya, doa seorang anak kecil bisa mendatangkan rahmat Tuhan yang membuat mimpi menjadi kenyataan! Tapi saya juga tahu bahwa supaya mimpi menjadi nyata, saya harus bekerja keras dengan sepenuh hati. Jadi, selama beberapa minggu saya membantu membersihkan perabotan rumah, memberi makan anjing dan merapikan tempat tidur. Saya juga membersihkan jendela, menyapu garasi, membantu tetangga membersihkan halaman rumah, memunguti ranting-ranting pohon yang berserakan di jalan setelah badai es, mengumpulkan pucuk pinus untuk nenek yang suka membuat kerajinan tangan. Setiap sen upah yang saya terima, saya tabung. Setiap malam, saya selalu mengakhiri doa dengan kalimat, "Tuhan, tolonglah saya agar bisa mendapatkan air bersih untuk orang- orang miskin di Afrika."


D : Lalu, apa yang terjadi?


R : Empat bulan kemudian, Papa dan Mama mengantar saya ke kantor WaterCan, sebuah organisasi di Ottawa yang menangani penggalian sumur-sumur di Afrika. Saya perlihatkan seluruh uang tabungan saya kepada Nicole Bosley, direktur organisasi tersebut. Eh, dia bilang, "Terima kasih, Ryan. Tapi 70 dolar hanya cukup untuk membeli sebuah pompa. Untuk menggali sebuah sumur, kamu perlu 2.000 dolar". Jadi, saya jawab "Baiklah, saya akan bekerja lebih keras lagi."


D: Apa yang kamu lakukan sesudah itu?


R : Saya kerja keras dari musim semi, musim panas hingga musim gugur. Setiap minggu, saya mendapat beberapa dolar dan saya tabung. Brenda, teman Mama yang bekerja di koran "the Kemptville Advance", menulis sebuah cerita tentang proyek saya. Beberapa pembaca yang tergerak hatinya mulai memberikan sumbangan. Kemudian, koran "the Ottawa Citizen" juga menerbitkan cerita tentang "Sumur Ryan".


Ketika saya berumur 7 tahun, sebuah stasiun televisi menayangkan cerita tentang mimpi saya. Sumbangan mulai membanjir dan saya berhasil mengumpulkan 1.000 dolar. Kemudian, The Canadian International Development Agency yang bekerja sama dengan WaterCan, menghadiahkan program penggandaan. Untuk setiap dolar yang berhasil saya kumpulkan, mereka akan menyumbangkan sejumlah yang sama, sehingga menjadikannya dua kali lipat.


D : Wah, berarti, pada umur 7 tahun, kamu sudah mengumpulkan 2.000 dolar, dana yang cukup untuk menggali sebuah sumur di Afrika!


R: Begitulah. Syukur kepada Tuhan. Saya dan Mama lalu diundang ke pertemuan khusus dengan WaterCan. Dalam pertemuan itu, saya bertemu Gizaw Shibru, direktur the Canadian Physicians for Aid and Relief (CPAR) untuk Uganda. Kami berdua memilih tempat untuk sumur yang akan digali, sumur pertama saya. Kami memilih Angolo Primary School. Shibru menjelaskan bahwa sumur itu akan digali dengan tangan karena biaya untuk pengeboran sangat mahal. Untuk mengebor sebuah sumur kecil saja diperlukan 25.000 dolar. Spontan saya berkata, "Mungkin saya bisa mulai mengumpulkan uang untuk pengeboran supaya Anda bisa menggali lebih banyak sumur."


D : Luar biasa. Jadi, kamu semakin giat menggalang dana lagi sesudah itu?


R : Ya, dengan dukungan seluruh keluarga. Keegan, adik saya, membantu menempelkan perangko pada surat-surat yang akan saya kirim. Jordan, abang saya, membantu membuat peralatan audio visual supaya saya bisa memberi presentasi yang meyakinkan tentang proyek saya.


D : Bagaimana caramu membagi waktu untuk studi dan untuk semua kegiatanmu?


R : Setiap hari, setelah mengerjakan PR, saya mengunjungi sejumlah klub untuk menyampaikan presentasi tentang proyek saya. Semakin banyak saya memberi presentasi, semakin banyak sumbangan yang datang. Teman-teman sekelas saya di kelas dua menempatkan sebuah kotak sumbangan di ruang kelas dan memulai kampanye sahabat pena dengan murid-murid Angolo Primary School. Sahabat pena saya yang pertama adalah Jimmy Akana, seorang anak yatim piatu yang pada waktu itu berumur 8 tahun.


(BULAN Januari 1999, keluarga Hreljac menerima kabar bahwa Sumur Ryan telah menjadi berkat bagi banyak orang kampung yang kehausan. Malam itu, Ryan menambahkan satu permohonan dalam doanya, "Tuhan, jagalah sahabat-sahabat saya, Jimmy dan Gizaw, dan izinkan saya melihat sumur saya suatu hari nanti." Orangtua Ryan mengatakan bahwa mereka bisa mulai menabung supaya dapat pergi ke Uganda, tetapi mungkin Ryan perlu menunggu sampai umur 12 tahun agar tabungan mereka cukup untuk biaya perjalanan itu.


Tetangga sebelah rumah keluarga Hreljac, Beverly dan Bruce Paynter, sering melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dan memperoleh point penerbangan gratis yang diberikan perusahaan penerbangan sebagai ungkapan terima kasih untuk perjalanan mereka. Pada tanggal 1 Januari 2000, suami isteri tersebut menghadiahkan semua point yang mereka kumpulkan kepada keluarga Hreljac.


Bulan Juli 2000, Mark, Susan dan Ryan terbang ke Afrika menggunakan sumbangan dari tetangga sebelah, ditambah sumbangan dari beberapa donatur lain. Gizaw Shibru menjemput mereka dengan sebuah truk. Ketika mereka tiba di Angolo, ratusan orang berdiri di sepanjang jalan sambil bersorak, "Rayan! Rayan! Rayan!" Anak-anak sekolah berseragam putih biru berdiri di sepanjang jalan dan bertepuk tangan ketika Ryan berjalan menuju sumurnya. Sumur itu dihiasi bunga-bunga dan diukir dengan tulisan: Sumur Ryan, dibangun oleh Ryan H. Di sanalah Ryan berjumpa dengan Jimmy untuk pertama kalinya. Mereka memompa bersama dan memancarlah air bening dari saluran pompa tersebut. Kedua anak laki-Iaki itu bersama-sama menadah air dengan tangan mereka dan meminumnya. Air yang telah mereka mimpikan bersama sejak lama!)


D : Susan, dengan semua kesibukan Ryan, bagaimana caramu dan suami membagi waktu untuk pekerjaan, untuk keluarga dan untuk mendampingi anak-anak?


S : Suami saya, Mark adalah seorang detektif dan saat ini ditugaskan untuk mendampingi kaum muda. Saya sendiri bekerja sebagai konsultan untuk pemerintah Ontario. Pekerjaan untuk Ryan's Well Foundation, kami lakukan setelah saya dan suami pulang kerja dan anak-anak selesai mengerjakan PR. Ryan's Well Foundation adalah yayasan yang didirikan Ryan di bulan April 2001 untuk menggalang dana bagi penggalian sumur di Afrika. Hingga saat ini (2001), Ryan's Well Foundation sudah membangun lebih dari 70 buah sumur di Afrika, tahun 2009 sudah ratusan sumur digali.


Sebagai orang Katholik, kami berusaha untuk sebisa mungkin berkumpul bersama seluruh keluarga pada jam makan di mana kami juga berdoa untuk orang-orang yang kurang beruntung dibanding kami. Kalau Ryan tidak ada acara perjalanan, kami juga berusaha menghadiri misa akhir minggu bersama seluruh keluarga.


D: Dan, kamu, Ryan, dengan kesibukanmu di sekolah dan di Ryan's Well Foundation, apakah kamu masih punya waktu untuk melakukan kegiatan lain?


R : Ya, saya selalu punya waktu untuk berdoa. Saya juga menjadi asisten kapten dalam sebuah ice hockey team. Saya suka main basket, saya suka membaca dan saya suka tertawa. Saya suka bermain dengan Riley, anjing saya; dengan Jimmy, sahabat yang sekarang menjadi abang saya; dengan Jordan dan Keegan, abang dan adik saya.


D : Hebat, Ryan! Kamu memang anak yang luar biasa!


R : Oh, jangan katakan itu! Saya adalah anak laki-laki yang biasa-biasa saja. Tuhan memberi saya orangtua yang sangat mendukung anak-anak mereka; sebuah keluarga yang bahagia. Saya pergi ke sekolah dan saya menikmati hobi, melewatkan banyak waktu bersama teman-teman. Satu hal yang saya percaya, Tuhan mempunyai maksud tertentu ketika la menciptakan kita sebagai makhluk yang tidak sempurna. Seandainya kita semua diciptakan menjadi makhluk yang sempurna, kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk menjadikan dunia ini menjadi sebuah tempat yang lebih baik. Dan saya juga percaya, jika kita semua, tua-muda, orang dewasa maupun anak-anak, bekerja sama memperbaiki dunia, maka mimpi kita akan menjadi nyata. Suatu hari nanti, semua orang di muka bumi ini akan bisa minum air bersih! Yang perlu kita lakukan adalah bekerja keras dengan sepenuh hati, melakukan segala sesuatu dengan hati yang penuh kasih dan senantiasa berdoa mohon bantuan rahmat Tuhan".  


                         Times of India telah meluncurkan video ini LEAD INDIA, sangat memotivasi .. trek latar belakang dalam bahasa Hindi .. pada dasarnya pria itu mendesak listner untuk mengambil langkah pertama (positif) dan sisanya akan mengikuti ..

 Kesimpulan: Hidup ini demi orang lain, sangat diperlukan bila kita ingin mencapai kesuksesan. Dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu dan keluarga. Jangan pernah meninggalkan keluarga, karena keluarga merupakan peran penting dalam hidup seseorang. Paling penting adalah hati dan cinta untuk mencapai kesuksesan.
 Referensi:  www.google.com
http://www.tksdbudhaya2.info/mainmessage.php?d=01&m=12&y=09
http://vod.journeyman.tv/store?p=1430&s=Ryan%27s+Well
http://www.youtube.com/watch?v=QERuKC34smw
http://www.youtube.com/watch?v=fWk2_LZ1zFM&feature=related
                                                                           

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.